Selasa, 27 Juni 2017

Pedagogi dan Andragogi

Resume 3 (after mid semester)

Pedagogi dan Andragogi

1.    Definisi Pedagogi dan Andragogi
Pedagogi adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam penddidikan orang dewasa. Sedangkan, andragogy adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan anak-anak.
Baik secara konseptual maupun praktikal, andragogi berlaku bagi semua bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain soft skill, seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di ruang-ruang khusus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan professional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain.
Asumsi-asumsi Knowles (1984) bagi pembelajaran orang dewasa:
·   Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik atau pelajar dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk mempelajarinya.
·     Konsep diri. Peserta didik atau pelajar dewasa harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri dan harus diperlakukan sebagai diri pribadi yang mampu menentukan arah dirinya.
·   Peran pengalaman belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa memiliki berbagai pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar.
·    Kesiapan untuk belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa siap untuk belajar hal-hal yang perlu mereka ketahui agar dapat mengatasi secara efektif situasi kehidupannya.
·   Orientasi belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa termotivasi untuk belajar apabila mereka merasa bahwa materi yang dipelajari akan membantu mereka menjalankan tugas-tugas yang dihadapinya sesuai dengan situasi kehidupan mereka.

2.    Perbedaan Pedagogi dan Andragogi
Malcolm S. Knowles (1970) membedakan kedua disiplin ilmu andragogi dan pedagogi.


Andragogi
Pedagogi
1.
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
2.
Gaya belajar independen.
Gaya belajar dependen.
3.
Tujuan fleksibel.
Tujuan ditentukan sebelumnya.
4.
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi.
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi.
5.
Menggunakan metode pelatihan aktif.
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah.
6.
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan.
Guru mengontrol waktu dan kecepatan.
7.
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting.
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman.
8.
Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata.
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis.
9.
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh.

Malcolm S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi. Asumsi dan proses yang dimaksud seperti berikut.



Asumsi Pedagogi
Asumsi Andragogi
1.
Konsep-diri
Ketergantungan.
Peningkatan arah-diri atau kemandirian.
2.
Pengalaman
Berharga kecil.
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
3.
Kesiapan
Tugas perkembangan: tekanan sosial.
Tugas perkembangan: peran sosial.
4.
Perspektif waktu
Aplikasi ditunda.
Kecepatan aplikasi.
5.
Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran.
Berpusat pada masalah.
6.
Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif.
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal.
7.
Perencanaan
Oleh guru.
Reksa (mutual) diagnosis diri.
8.
Perumusan tujuan
Oleh guru.
Reksa negosiasi.
9.
Desain
Logika materi pelajaran, unit konten.
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah.
10.
Kegiatan
Teknik pelayanan.
Teknik pengalaman (penyelidikan).
11.
Evaluasi
Oleh guru.
Reksa diagnosis-kebutuhan dan reksa program pengukuran.

3.    Karakteristik Pembelajar Dewasa
a)        Pelajar dewasa biasanya memiliki maksud yang teridentifikasi.
b)   Pelajar dewasa biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik positif maupun negative, dengan pendidikan diselenggarakan.
c)        Pelajar dewasa ingin segera mengambil manfaat dari hasil belajarnya.
d)       Pelajar dewasa memiliki konsep-diri secara satu-arah.
e)        Pelajar dewasa membawa dirinya dengan reservoir pengalaman.
f)         Pelajar dewasa membawa keraguan dan ketakutan yang luas bagi proses pendidikan.
g)        Pelajar dewasa biasanya sangat kuat pada ketahanan perubahan.
h)        Gaya pelajar dewasa biasanya diatur.
i)          Pelajar dewasa memiliki “tujuan yang dewasa”.
j)          Masalah pelajar dewasa yang berbeda dari masalah anak-anak.
k)        Pelajar dewasa biasanya memiliki sebuah keluarga mapan.
l)          Waktu reaksi pembelajar orang dewasa sering lambat.
m)      Minat pendidikan pembelajar dewasa biasanya mencerminkan dimensi kejuruan.

n)        Nilai-nilai diri pelajar dewasa lebih banyak daripada nilai-nilai program.

0 komentar:

Posting Komentar