Sabtu, 01 April 2017

Diversitas Sosiokultural



(Resume 3)
Kultur dan Etnis
Kultur:
ü  Pola perilaku, keyakinan, dan semua produk dari kelompok orang tertentu yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
ü  Berasal dari interaksi antarkelompok orang dengan lingkungannya selama bertahun-tahun.
ü  Psikolog Donald Campbell dan rekannya mengemukakan bahwa orang-orang di semua kultur cenderung:
·      percaya bahwa apa yang terjadi dalam kultur mereka adalah sesuatu yang “alami” dan “benar” dan apa yang terjadi di dalam kultur lain adalah “tidak alami” dan “tidak benar”;
·      menganggap bahwa kebiasaan kultural mereka adalah valid secara universal;
·      berperilaku dengan cara-cara yang sesuai dengan kelompok kulturalnya; dan
·      bermusuhan terhadap kelompok kultural lain.
ü  Perbedaan dalam kultur dideskripsikan dengan istilah individualism (seperangkat nilai yang mengutamakan tujuan personal di atas tujuan kelompok) dan kolektivisme (seperangkat nilai yang mendukung kelompok)
Status Sosioekonomi:
ü  Untuk mengategorikan subkultur
ü  Merupakan kelompok orang berdasarkan karakteristik ekonomi, individual, dan pekerjaannya.
ü  Mengandung kesenjangan tertentu.
ü  Individu dari status sosioekonomi bawah sering kali kurang pendidikannya, kurang kuat untuk memengaruhi institusi masyarakat (seperti sekolah), dan hanya punya sedikit sumber daya ekonomi.
Etnis:
ü  Merupakan pola umum karakteristik seperti warisan kultural, nasionalitas, ras, agama, dan bahasa.
ü  Setiap orang adalah anggota dari satu atau lebih kelompok etnis.
·      Etnisitas dan Sekolah
·      Prasangka, Diskriminasi, dan Bias
·      Diversitas dan Perbedaan:
°       Individu yang tinggal dalam kelompok etnis atau kultural tertentu menyesuaikan diri dengan nilai, sikap, dan tekanan dari kultur tersebut.
°       Mengakui dan menghargai perbedaan merupakan aspek penting untuk berhubungan baik dengan dunia yang multicultural dan beragam.
Isu Bahasa (isu yang terkait dengan pembelajaran bahas kedua)
ü  Pendidikan Bilingual
·      Bertujuan untuk mengajar mata pelajaran kepada anak imigran dengan menggunakan bahasa asal mereka, sembari secara bertahap memberikan pengajaran dalam bahasa Inggris.
·      Kebanyakan programnya adalah program transisional yang dikembangkan untuk membantu murid sampai mereka bisa memahami bahasa Inggris secara cukup.
ü  Konsiderasi Bahasa Kedua Lainnya
·      Orang dewasa lebih cepat dalam membuat kemajuan namun kesuksesan mereka dalam menguasai bahasa kedua ini tidak sebesar kesuksesan anak.
·      Kemampuan anak untuk melafalkan bahasa kedua dengan aksen yang tepat juga menurun seiring dengan usia.
Untuk mengajar anak yang berbeda secara kultural dan bahasa, National Association for the Education of Young Children (NAEYC,1996) merekomendasikan beberapa hal berikut ini:
1.    Sadari bahwa semua anak terkait secara kognitif, linguistik, dan emosional dengan bahasa dan kultur rumah mereka.
2.    Akui bahwa anak dapat menunjukkan pengetahuan dan kapasitas mereka dalam banyak cara.
3.    Pahami bahwa tanpa input yang bisa dipahami, pembelajaran bahasa kedua bisa jadi sulit.
4.    Beri contoh penggunaan bahasa Inggris yang tepat dan beri anak kesempatan untuk mengguanakan kosakata dan bahasa yang baru dikuasainya.
5.    Libatkan orang tua dan keluarga secara aktif dalam pembelajaran anak.
6.    Akui bahwa anak dapat dan akan bisa menggunakan bahasa Inggris walaupun bahasa rumah mereka tetapa dipakai dan dihormati.
7.    Bekerja samalah dengan guru lain untuk mempelajari lebih banyak cara mengajar anak yang berbeda secara kultural dan linguistik.

Pendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural:
ü Adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural.
ü Tujuan pentingnya adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid.
Memberdayakan Murid
ü Sekolah harus memberi murid kesempatan untuk belajar tentang pengalaman, perjuangan, dan visi dari berbagai kelompok kultural dan etnis yang berbeda-beda.
ü Kurikulum sekolah harus jelas anti rasis dan anti diskriminasi. Murid harus bebas mendiskusikan isu etnis dan diskriminasi.
ü Pendidikan multikultural harus menjadi bagian dari setiap pendidikan murid. Semua murid harus menjadi bilingual dan mempelajari perspektif kultural yang berbeda-beda. Pendidikan multicultural harus direfleksikan di mana saja, termasuk di majalah dinding sekolah, ruang makan siang, dan pertemuan-pertemuan.
ü Murid harus dilatih untuk lebih sadar budaya (kultur). Ini berarti mengajak murid untuk lebih terampil dalam menganalisis kultur dan lebih menyadari faktor historis, sosial, dan politik yang membentuk pandangan mereka tentang kultur dan etnis. Harapannya adalah agar kajian kritis itu akan memotivasi murid untuk mengupayakan keadilan politik dan ekonomi.
Pengajaran yang Relevan Secara Kultural
ü Dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar.
ü Guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasikan pengajaran yang relevan secara kultural ke dalam kurikulum karena akan membuat pengajaran menjadi lebih efektif.
Pendidikan yang Berpusat pada Isu
ü Murid diajari secara sistematis untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial.
ü Tidak hanya mengklarifikasi nilai, tetapi juga mengkaji alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.
ü Terkait erat dengan pendidikan moral.
Meningkatkan Hubungan di antara Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda
            Beberapa cara untuk meningkatkan hubungan di antara anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda, yakni:
·      Kontak personal dengan orang lain dari  latar belakang kultural yang berbeda.
·      Pengambilan perspektif.
·      Pemikiran kritis dan inteligensi emosional.
·      Mengurangi bias.
·      Meningkatkan toleransi.
·      Sekolah dan komunitas sebagai satu tim.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjalankana pengajaran multikultural.
1.    Waspadalah terhadap isi rasis dalam materi pelajaran dan interaksi di kelas.
2.    Pelajari lebih banyak tentang kelompok etnis yang berbeda-beda.
3.    Peka terhadap sikap etnis murid dan jangan menerima keyakinan bahwa “anak tidak melihat perbedaan warna kulit”.
4.    Gunakan buku, film, video, dan rekaman untuk menggambarkan perspektif etnis.
5.    Bersikap peka terhadap perkembangan kebutuhan murid ketika kita milih materi kultural.
6.    Pandang murid secara positif terlepas dari etnis mereka.

7.    Akui bahwa kebanyakan orang tua terlepas dari etnisitasnya, memerhatikan pendidikan anaknya dan ingin agar anaknya sukses di sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar